Oleh Dedy Soedijarto
Kita hidup di dunia ini hanya merupakan salah
satu dari beberapa tahapan atau siklus kehidupan di dunia ini yang di ciptakan
oleh Alloh SWT yang wajib kita lalui sebelum kita menjalani kehidupan yang
kekal. Ibaratkan sekolah kita harus melewati yang namanya Alam roh, alam rahim,
dunia, alam kubur dan akhirnya surga atau neraka yang merupakan hasil akhir
apakah kita lulus atau tidak. Bedanya di sini kita tidak ada yang namanya HER
alias ujian ulangan. Kalau kita tidak lulus ya neraka hadiahnya. Di alam dunia
ini kita mengalami dua hal yaitu ujian nikmat dan musibah atau kegagalan. Untuk
bisa melalui ujian tersebut kita harus bisa yang namanya bersyukur, baik itu
atas nikmat ataupun musibah, semua harus di syukuri. Untuk bisa bersyukur kita
harus beriman dulu, tau hukum-hukum (berilmu), beribadah serta beramal. Kalau
hal itu kita tidak punya niscaya kita tidak akan bisa untuk bersyukur, seperti
dalam sebuah hadist “Tidak terjadi pada seseorang kecuali bagi orang iman, jika
ia mendapat kegembiraan maka dia bersyukur & jika mendapat kesusahan maka
sabar dia (HR.Muslim)” Kita juga harus menjauhi sifat “WAHNA” yaitu sifat yang
senang akan kenikmatan dunia dan takut
kepada akhirat. So.... kalau kita mempunyai sifat ini sudah bisa dipastikan
hidup kita cukup puas hanya dengan dunia, mengejar kenikmatan dunia yang
tentunya hanya sesaat. Karena kehidupan kekal sebenarnya setelah kita mati
nanti.
Kenapa kita harus mensyukuri musibah..???
Musibah itu ujian buat kita yang di berikan oleh Alloh SWT yang maha
segala-galanya untuk mengetahui apakah hambanya itu beriman atau tidak. Dengan
nikmat pasti kita akan mudah sekali untuk bersyukur tapi dengan musibah itu
yang susah, bahkan tidak jarang kita malah mengumpat, mencaci bahkan kita
menyalahkan Sang Pencipta, nah ini yang harus kita hindari. Dengan sedikit
ujian kita lantas jadi kuffur, massyaalloh kita yang rugi akhirat tentunya.
Dibalik semua cobaannya Alloh, Alloh
sudah menyiapkan takdir yang terbaik buat kita. Rasa sesal selalu datang
terlambat itu sudah Qodar.
Dalam menjalani kehidupan ini, kita di
ibaratkan wayang dan Alloh adalah dalangnya, jadi lakon apapun yang di
kehendaki sang dalang pasti akan terjadi. Kita sebagai wayang (Umat) hanya bisa
berusaha dan berdoa agar kita mendapatkan segala sesuatunya yang terbaik.
Sebagai wayang kita patut tunduk dan taat kepada dalang begitupun sebagai
manusia kita wajib taat dan tunduk kepada Alloh SWT.
Hidup di dunia ini ibarat kita berada di dua
persimpangan jalan, kalau ke kanan surga, kekiri neraka. Kita tinggal memilih,
kalau mau ke kanan ya tinggal menetapi, mempersungguh dan mengamalkan Qur’an
dan Hadist nah kalau ke kiri ya tinggal melakukan banyak pelanggaran, dapet deh
neraka. Masuk neraka itu paling guuuaampang karena neraka itu tempat segala
kenikmatan dunia. Contohnya ya berzina, maksiat, tidak iman kepada Alloh
intinya. Kalau surga itu sebaliknya, berat dan banyak godaannya. Insyaalloh
dengan kita terus mengaji mencari ilmu maka tidak ada yang berat di dunia ini.
Di niatkan semuanya karena Alloh insyaalloh kita bisa mendapatkan surga selamat
dari neraka. Dalam salah satu firmannya “Alloh berkata, jika engkau lebih
mengejar duniawi dari pada mengejar dekat denganKu maka aku berikan, tapi aku akan menjauhi kalian dari
surgaku.....
Semoga coretan ini bisa bermanfaat dan barokah...!!!!!!